Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan anak berkebutuhan khusus/ luar biasa adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental atau kelainan perilaku agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota dalam masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Anak yang berkebutuhan khusus memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya dalam hal fisik, psikologis, kognitif atau terhambatnya potensi sosial. Ketidakmampuan atau gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus, meliputi.

a. Gangguan indra
, seperti kerusakan penglihatan atau pendengaran sehingga mereka membutuhkan alat khusus untuk membantu aktivitas mereka. 

b. Gangguan bicara dan bahasa, seperti gangguan dalam artikulasi, gangguan kefasihan, gangguan suara. Gangguan bahasa meliputi tiga hal. 

  • Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
  • Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan. 
  • Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Kesulitan tersebut berkaitan dengan gangguan bahasa reseptif maupun ekspresif.
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa, sehingga anak yang menderita gangguan bahasa sulit
menerima informasi.
Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. terdapat ciri-ciri anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif oral, antara lain. 

  • Mereka mungkin tampak malu dan menarik diri, dan punya problem dalam berinteraksi secara sosial.
  • Mereka mungkin menunda memberi jawaban. 
  • Mereka mungkin kesulitan menemukan kata yang tepat . 
  • Pemikiran mereka mungkin ruwet dan tidak tertata, sehingga memusingkan pendengarnya. 
  • Mereka mungkin menghilangkan bagian internal dari suatu kalimat atau informasi yang dibutuhkan untuk pemahaman.
Retardasi mental 
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Tipe retardasi mental dibagi menjadi tiga, yaitu retardasi ringan, retardasi moderat, dan retardasi berat. Penyebab retardasi mental sendiri disebabkan oleh faktor genetik (down syndrome, fragile X syndrome) dan kerusakan otak (pengaruh dari lingkungan luar, penyakit bawaan dari ibu seperti AIDS, ataupun ibu yang kecanduan alkohol mengakibatkan anak mengalami Fetal alcohol syndrome). 

Gangguan Fisik, seperti gangguan ortopedik (gangguan dalam keterbatasan pergerakan atau kurang mamapu mengontrol gerakan karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi), gangguan kejang-kejang yaitu epilepsi (gangguan syaraf yang ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang). 

Gangguan Perilaku dan Emosional, gangguan ini terjadi terus-menerus seperti agresi, depresi, ketakutan dengan masalah pribadi dan sosial, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional. 

Pelaksanaan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia 

Pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah bagian terpadu dari sisitem pendidikan nasional yang secara khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental dan atau kelainan perilaku. Pendidikan anak berkebutuhan khusus diselenggarakan pada sekolah khusus di TK (TKLB), SDLB, SMPLB dan SMALB 

Beberapa jenis-jenis Sekolah Luar Biasa berdasarkan kategori anak yang berkebutuhan khusus. 

  • SLB bagian A adalah anak dengan gangguan tuna netra
  • SLB bagian B adalah anak dengan gangguan tuna rungu (ketidakfungsian pada sistem pendengaran) 
  • SLB bagian C dan C1 adalah anak dengan gangguan tuna grahita/ anak terbelakang 
  • SLB bagian C untuk anak tuna grahita yang mampu didik (IQ = 50-75) 
  • SLB bagian C1 untuk anak tuna grahita yang mampu latih (IQ = 25-50) 
  • SLB bagian D dan D1adalah anak dengan gangguan tunda daksa (anak yang mengalami kelainan fisik, seperti kelainan anggota tubuh yang sulit bergerak atau kelumpuhan). 
  • SLB bagian D untuk anak tuna daksa dengan kecerdasan normal 
  • SLB bagian D1 untuk anak tuna daksa yang memiliki kecerdasan dibawah normal /Mental Retardasi 
  • SLB bagian E adalah anak dengan gangguan tuna laras 
  • SLB bagian G adalah anak dengan gangguan tuna ganda
Sebuah sekolah luar biasa (SLB) dapat didirikan jika memenuhi syarat. Terdapat persyaratan menyelenggarakan pendidikan anak berkebutuhan khusus di Indonesia, antara lain:
  • Minimal terdapat 5 peserta didik
  • Tenaga kependidikan terdiri dari sekurang-kurangnya seorang guru kelas dan seorang tenaga ahli 
  • Menggunakan kurikulum yang telah ditetapkan 
  • Memiliki sumber dana yang menjamin 
  • Memiliki program dan peralatan rehabilitasi 
  • Adanya tersedia buku pelajaran dan peralatan pendidikan khusus Adanya buku pedoman guru dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus

Selain syarat didirikannya sebuah sekolah luar biasa, terdapat syarat yang menjadi persyaratan utama seorang anak jika memasuki SLB berdasarkan kategori kebutuhan khusus yang diperlukan anak, yaitu. 

  • SLB A : anak tuna netra dengan umur 3-7 tahun asal dan umur tidak melebihi 14 tahun
  • SLB B : anak tuna rungu dengan umur 5 – 11 tahun 
  • SLB C : anak tuna grahita yang mampu didik (IQ 50-75) dengan menunjukkan surat keterangan dari sekolah terakhir pada umur 5,5 sampai dengan 11 tahun 
  • SLB D : anak tuna daksa dengan kecerdasan normal. Anak akan diperiksa oleh dr umum, dr orthopedi, dr ahli syaraf dan psikolog jika memasumi sekolah luar biasa memiliki umur 3-9 tahun 
  • SLB E : anak gangguan tuna laras. Anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri atau pernah melakukan tindak kejahatan . Anak tuna laras atau tuna sosial berusia 6-18 tahun.

Manajemen Kelas

Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.

Ø  Tujuan pembelajaran efektif:
·         Kognitif            : Yang tidak bisa menjadi bisa, perubahan pengetahuan
·         Afektif             : Menyukai sistem pembelajaran
·         Psikomotorik   : Perubahan perilaku

Ø  Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kelas:
·         Membuat kelas sebagai tempat untuk belajar.
·         Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar mengajar.
·         Menciptakan proses belajar yang efektif di dalam kelas.
·         Mengupayakan sarana-sarana yang membantu prosesbelajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
·         Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar.

Ø  Tujuan Manajemen Kelas:
·         Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa untuk belajar yang efektif.
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya intera belajar mengajar yang efektif.
·         Membina dan membimbng sesuai latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individu.

Ø  Tren dalam Manajemen Kelas Lama:
·         Mengorientasikan siswa pada sikap pasif dan patuh pada aturan-aturan yang ketat. Hal ini melemahkan siswa dalam pembelajaran aktif.
·         Guru sebagai model pengatur.
·         Lebih menekankan pada penciptaan & pengaplikasian.
·         Model permisif.

Ø  Tren dalam manajemen kelas Baru:
·         Fokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri.
·         Menekankan pada bimbingan siswa murid lebih disiplin.

Ø  Kunci dalam Manajemen Kelas di awal masa sekolah:
·         Menyampaikan aturan atau prosedur yang guru gunakan kepada kelas dan mengajak siswa bekerja sama untuk mematuhi aturan atau prosedur tersebut.
·         Mengajak siswa terlibat aktif di dalam semua kegiatan pembelajaran yang ada.

Ø  Dampak Manajemen Kelas bagi guru:
·         Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara penyajian dan langkah langkah pengajaran secara tepat dan baik.
·         Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan.
·         Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensidi dalam memberikan pengarahanyang jelas kepada siswa.

Ø  Dampak Manajemen Kelas bagi siswa:
·         Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai dengan tata tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai peringatan bukan kemarahan.
·         Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku sesuai dengan aktivitas kelas.
·         Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku serta sadar dan mampu mengendalikannya.

Ø  Strategi dalam Manajemen Kelas:
·         Mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelaaran yang optimal.
·         Menciptakan lingkungan yang positif dalam proses belajar-mengajar.
·         Mengajak murid untuk bekerja sama.
·         Mengatasi problem secara efektif.
·         Membangun dan menegakkan aturan.
·         Menggunakan strategi komunikasi.

Ø  Pendekatan Operasional Manajemen Kelas
·         Pendekatan Intimidasi : Upaya guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi.
·         Pendekatan Permisif : Manajamen kelas untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
·         Pendekatan Buku Masak : Seperangkat kegiatan guru dengan mengikuti petunjuk atau cara yang telah dicontohkan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif.
·         Pendekatan Instruksional : Kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
·         Pengubahan Tingkah Laku : Pendekatan yang dilakukan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
·         Pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-emosional : Setiap kegiatan yang dilakukan guru bertujuan untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.

·         Pendekatan Sistem Sosial : Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif.

Psikologi Pendidikan & Sekolah

Psikologi Pendidikan & Sekolah

1. Psikologi Pendidikan
    Psikologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari penerpan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.Tujuan dari psikologi pendidikan yang utama ialah untuk membantu para peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Tugas-tugas Psikologi pendidikan bagi pendidikan ialah:
1. Perkembangan Kurikulum
    Kurikulum ialah seperangkat program yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun     di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek:
  • Karakteristik psikologis peserta didik
  • Kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
  • Hasil belajar (learning outcome--> kemampuan komunikasi yang baik mampu menganalisis masalah)
  • Standarisasi kemampuan siswa'
2. Pengembangan Program Pendidikan meliputi aspek:
  • Terapan dari tugas ini misalnya penyusunan jadwal pengajarannya, jadwal ujian dengan mempertimbangkan aspek didik
  • Penentuan jurusan atau program
3. Pengembangan Sistem Pembelajaran meliputi aspek:
  • Pemilihan teori belajar yan akan diaplikasikan
  • Pemilihan model-model pembelajaran
  • Pemilihan media atau alat bantu pembelajaran
  • Pemilihan alokasi waktu belajar dan pembelajaran
4. Sistem Evaluasi meliputi aspek:
  • Penentuan teknik evaluasi (teknik test atau non test)
  • Penentuan jenis tes berbentuk lisan, tulis dan perbuatan serta objektif dan subjektif)
  • Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi
2. Psikologi Sekolah
       Psikologi Sekolah ialah penerapan ilmu psikologi berupa pemberian pelayanan psikologi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.Psikologi sekolah membantu membentuk individu yang sehat mental guna tercapainya proses belajar efektif seperti:
  • Motivasi untuk mendorong prestasi siswa
  • Ketahanan untuk menghadapi tekanan
  • Social skill, kemampuan untuk bekerja sama'
  • Tingkat stress anak
3 Fungsi Psikologi Sekolah yaitu:
  • Tingkat psikodiagnostik
           

Sabtu, 08 April 2017

TESTIMONI MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Mata kuliah Psikologi Pendidikan ini baru saya dapatkan pada saat semester 2.Saya lebih telah menjalankan mata kuliah ini kurang lebih 3 bulan.Nah, jadi saya mau sedikit cerita nih gimana sih testimoni Saya tentang kuliah ini.Okee check it out!!

Jujur, Saya senang dengan mata kuliah ini.Kenapa?Pertama, menurut Saya pelajaran ini membuat Saya mengetahui makna dan strategi apa yang telah diterapkan oleh pihak pengajar selama Saya menempuh dunia pendidikan baik dari SD, SMP, SMA bahkan sampai sekarang Saya kuliah.Kedua, mata kuliah ini memberi ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum Saya ketahui secara jelas.Ilmu pengetahuan yang Saya maksud seperti apa itu belajar dan konteksnya, psikologi pendidikan dan teknologi, psikologi dan tahap perkembangan pendidikan, motivasi dan proses kognitif, pendidikan multikultural, dan intelegensi.Ketiga, metode pengajaran yang Saya  lihat menggunakan metode prinsip learned centered yaitu prinsip yang menekankan pembelajaran yang aktif dan reflektif.Yang prinsip ini menekankan peran mahasiswa  lebih banyak daripada staff pengajar.Dalam hal ini staff pengajar hanya menjelaskan kerangka-kerangka utama dari suatu topik kemudian memberikan tugas kepada mahasiswa yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.Prinsip seperti ini Saya katakan bagus karena membangun pribadi mahasiswa agar menjadi orang yang lebih mandiri, berusaha, dan lebih memahami topik yang diajarkan.Contoh prinsip learned center yang diterapkan oleh staff pengajar ialah membuat resume/ ringkasan topik di blog, membuat power point, membaca buku, dan mengadakan observasi pendidikan di Sekolah, dll.Tugas yang paling Saya senangi dari pelajaran ini ialah observasi pendidikan ke sekolah karena tugas ini merupakan pengalaman yang belum Saya alami sebelumnya.Saya sangat senang menjalankan tugas ini karena kedatangan Kami di sekolah tersebut dapat sambutan yang baik dan ceria dari adik-adik yang lucu dan ceria.

Tak lupa Saya mengucapkan terima kasih banyak  kepada ibu-ibu pengajar mata kuliah ini karena telah memberikan saya ilmu yang bermanfaat dansemoga  ilmu yang dapat saya   capai dapat Saya aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

PENDIDIKAN MULTKULTURAL

Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan/diversitas dan mewadahi beragam perspektif/pandangan dari berbagai kelompok kultural.Pendidikan yang diajarkan ntuk menghargai perbedaan berdasarkan ras, etnis, sosioekonomi, suku, agama, warna kulit dan gender.Nilai dasar dari pendidikan ini ialah keadilan sosial.Komponen utama dari keadilan sosial ialah:

  • Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeleminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain
  • Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat dan baik untuk anak laki-laki ataupun perempuan untuk semua kelompok etnis.
Memberdayakan Murid
Pemberdayaan (empowerment) adalah memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil.Menurut pandangan ini, sekolah harus memberikan kesempatan murid untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda.Harapan dari pandangan ini ialah akan meningkatkan rasa harga diri minoritas, mengurangi prasangka, dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih setara.

Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
Pengajaran yang Relevan Secara Kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural.Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.Pakar pendidikan multikultural percaya bahwa guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum yang akan membuat pengajaran lebih efektif.

Pendidikan yang Berpusat pada Isu
Dalam pendekatan ini, murid diajari secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial.Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga mengklarifikasi alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.

Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hubungan antar-anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda ialah Kelas Jigsaw.Kelas Jigsaw ialah kelas di mana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.

Kontak Personal dengan Orang Lain dari Latar Belakang Kultural yang Berbeda
Proyek kurikulum multietnis yang difokuskan pada isu etnis, kelompok kerja campuran serta guru dan staf sekolah pendukung membantu mempebaik hubungan antar-etnis di kalangan murid.Hubungan meningkat ketika murid saling bercerita satu sama lain tentang kecemasa, kesuksesan, kegagalan strategi untuk mengatasi masalah, minat dan sebagainya.Berbagai informasi personal dapat membantu memecahkan rintangan yang menyekat antar kelompok.

Pengambilan Perspektif
Latihan dan aktivitas yang membantu murid melihat perspektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar-etnis.Mempelajari orang dari belahan dunia juga membantu murid untuk memahami perspektif yang berbeda.

Pemikiran Kritis dan Intelegensi Emosional
Murid yang belajar berpikir secara mendalam dan relasi tentang relasi antar-etnis kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tak lagi menstereotipkan orang lain.

Mengurangi Bias
Louis Derman-Sparks dan Anti-Bias Curriculum Task Force menciptakan sejumlah alat untuk membantu anak mengurangi, mengelola atau mengeleminasi bias.Berikut ini beberapa strategi antibias yang direkomendasikan untuk guru:
  • Ciptakan lingkungan kelas antibias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis dan kultural
  • Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural'
  • Gunakan boneka "persona" untuk anak kecil
  • Bantu murid menolak stereotip dan diskriminasi
  • Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan kultural
  • Bangun dialog guru/orang tua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan.
Meningkatkan Toleransi
Teaching Tolerance Project menyediakan sumber daya dan materi kepada sekolah untuk meningkatkan pemahaman antarkultur dan hubungan antara anak Kulit Putih dengan Kulit Berwarna

Sekolah dan Komunitas sebagai Satu Tim
Psikiater dari Yale, James Comer percaya bahwa tim komunitas merupakan cara terbaik untuk mendidik anak.Program Comer menekankan pendekatan no-fault yakni fokus pada pemecaham masalah, tidak ada keputusan kecuali melalui konsensus dan tidak ada paralysis(tak ada suara tidak setuju yang bisa menghadang keputusan mayoritas).Ada tiga aspek penting dari Comer Project yaitu:
1. Pemerintah dan tim manajemen yang mengembangkan rencana sekolah yang  
    kompherensif, penilaian strategi dan program pengembangan staf
2. Tim pendukung sekolah dan kesehatan mental
3. Program orang tua

Isu Apakah Inti Nilai "Putih"Mesti Diajarkan atau Tidak
Arthur Achlesinger mengatakan bahwa semua murid harus diajari nilai inti, yang menurutnya berasal dari tradisi Anglo-Protestan Kulit Putih.Nilai-nilai inti ini mencakup saling menghargai hak individu, dan toleransi pada perbedaan.E.D.Hirsch menekankan agar semua murid diajari inti pengetahuan kultura umum untuk memastikan agar mereka menjadi "melek budaya".

MOTIVASI

PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi adalah komponen utama dari prinsip psikologi learned-center.Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan tahan lama.

Perspektif tentang Motivasi
Ada empat perpektif tentang motivasi yaitu:
1.Perspektif Behavioral, memiliki ciri-ciri:
  • Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci motivasi 
  • Motivasi murid sebagai konsekuensi dan insentif(kejadian atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid) eksternal
  • Insentif dapat menambah minat/kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yan tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku yang tidak tepat
  • Bentuk intensif: nilai yang baik, tanda bintang, pujian dan penghargaan
2.Perspektif Humanistik, memiliki uraian sebagai berikut:
  • Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri dan kualitas positif(peka terhadap orang lain)
  • Berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yaitu Hierarki Kebutuhan(konsep Abraham Maslow bahwa kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai  berikut: fisiologis, keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.
Gambar Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

3.Perspektif Kognitif, memiliki uraian sebagai berikut:
  • Menekankan pemikiran murid akan memandu motivasi dan arti penting penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring kemajuan suatu tujuan
  • Perspektif kognitif bertentangan dengan perspektif behavioral
  • Menurut gagasan R.W. White (1958) yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi yaitu ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan secara efektif, menguasai dunia dan memproses informasi secara efisien.Ia juga mengatakan bahwa orang melakukan sesutatu karena mempunyai motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif
4.Perspektif Sosial, memiliki uraian sebagai berikut:
  • Terdapat Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan yaitu motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman yang membutuhkan proses pembentukan, pemeliharaan, pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.
  • Kebutuhan afiliasi pada murid tercermin dalam motivasi untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan dengan orang tua, dll.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik dan Motivasi Instrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).Motivasi ini sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Contoh: Murid belajar keras agar mendapatkan nilai yang baik

Motivasi Instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri)
Contoh: Murid belajar dalam menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan

Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal

Pengalaman Optimal
Pengalaman optimal berupa perasaansenang dan bahagia yang besar.Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup.Ia menyatakan bhawa pengalaman optimal banyak terjadi ketika orang mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.Pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang dianngap sulit tetapi juga tidak terlalu mudah

Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Instrinsik
Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku.Akan tetapi, dalam beberapa situasi imbalan atau hadiah dapat melemahkan pembelajaran.Penting untuk mengkaji adakah kandungan informasi 
kompetensi dalam hadiah.

Pergeseran Developmental dalam Motivasi Ekstrinsik dan Instrinsik
Para periset telah menemukan bahwa saat murid berpindah dari SD ke SMP dan SMA, motivasi intrinsik mereka terus menurun, terutama selama SMP.Praktik kenaikan kelas memperkuat orientasi motivasi eksternal.Artinya, saat murid bertambah usia mereka terkukung dalam penekanan pada tujuan naik kelas dan motivasi internalnya turun.Konsep kesesuaian lingkungan-person menimbulkan perhatian pada kurangnya kesesuaian antara minat remaja pada kemandirian dan kontrol sekolah yang makin ketat, yang menyebabkan evaluasi dan sikap negatif terhadap sekolah.

Proses Kognitif Lainnya
Ada empat proses kognitif lainnya yaitu sebagai berikut:
1.Atribusi, ialah sebab-sebab yang menimbulkan hasil.Terdapat teori atribusi yang menyatakan bahwa dalam usaha memahami kinerja atau perilaku sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya.
Bernard Weiner (1986, 1992) mengidentifikasi ada tiga dimensi kausal yaitu:
  • Lokus, persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri murid
  • Stabilitas, persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang mempengaruhi ekspektasi kesuksesannya
  • Daya kontrol, persepsi murid tentang gaya kontrol atas suatu sebab  berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah, rasa kasihan dan malu.
Motivasi untuk menguasai
Orientasi untuk menguasai adalah pandangan personal yang meibtakan penguasaan atas kemampuan, sikap positif dan menciptakan strategi beorientasi solusi yang meningkatkan kinerja.
Orientasi tak berdaya adalah pandangan personal yang fokus pada ketidakmampuan personal, atribusi kesulitan pada kurangnya kemampuan, dan sikap negatif(kejemuan dan kecemasan)
Orientasi kinerja adalah pandangan pesonal yang lebih menitikberatkan pada kinerja/hasil ketimbang prosesnya

Self-Efficacy
Self-Efficacy (keyakinan diri sendiri) adalah keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.Bandura percaya bahwa self-efficacy adala faktor penting yang memengaruhi prestasi murid.Menurut Dale Schank konsep self-efficcay memengaruhi pilihan aktivitas murid dan bahwa murid dengan kecakapan yang rendah mungkin akan menghindari banyak tugas pembelajaran, terutama yang menantang atau sulit.

Penentuan Tujuan, Perencanaan dan Monitoring Diri
Menentukan tujuan yang spesifik, jangka pendek dan menantang akan bermanfaat bagi kecakapan diri dan prestasi murid. Dweck dan Nicholls mendefinisikan tujuan dari segi fokus yang berhubungan dengan prestasi langsung dan definisi sukses. Meskipun perencana yang baik berarti mampu mengelola waktu secara efektif, menentukan prioritas, dan mampu menata. Monitoring diri adalah aspek utama dari pembelajaran dan prestasi.

Kecemasan dan Prestasi

Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan.Para ahli menyatakan bahwa banyak murid sukses punya kecemasan pada level moderat.Kecemasan pada level itu terjadi karena orang tuanya membebankan standar prestasi yang tidak realistis pada diri anak.Program intervensi diciptakan untuk mengurangi tingkat kecemasana anak.Program intervensi terhadap kecemasan difokuskan pada aspek kekhawatiran, di mana program ini berusaha mengganti pikiran yang destruktif dan negatif tentang kecemasan dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif.Program ini lebih efektif  dalam menaikkan prestasi ketimbang proses relaksasi.

MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL

Motif Sosial adalah keinginan dan kebutuhan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial.Motif ini mencakup kebutuhan akan afiliasi atau keterhubungan.Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan yag akrab, hangat dan personal.

Hubungan Sosial

Orang Tua


  • Karakteristik demografis (level pendidikan, struktur kerja dan waktu kerja orang tua)
  • Praktik pengasuhan anak (contohnya  seperti menjadi model perilaku yang memberi motivasi, dll)
  • Provisi pengalaman spesifik di rumah (membacakan buku dan memberi materi bacaan untuk anak di rumah)
Teman Sebaya (Peer)
Teman sebaya dapat memengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi sosial, belajar bersama dan pengaruh kelompok teman sebaya

Guru
Motivasi murid akan bertambah jika guru memberi tugas yang menantang dalam lingkungan yang mendukung proses penguasaan materi.

Guru dan Orang Tua
Satu aspek penting untuk menguatkan motivasi murid yaitu mengajak orang tua menjadi mitra dalam pendidikan anaknya, saling bekerja sama dengan guru 


Konteks Sosiokultural

Status sosioekonomi dan Etnisitas
Status sosioekonomi  lebih memengaruhi prestasi yang baik ketimban etnis.Guru harus mengenali dan menghargai diversitas di dalam kelompok kultural dan harus membedakan antara pengaruh status sosioekonomi dengan pengaruh etnis.

Gender

Gender dan motivasi difokuskan pada bagaimana prian dan wanita berbeda dalam keyakinan dan nilai yang dianut.Adpek dari gender meliputi perbedaan gneder dalam interaksi guru-murid, kurikulum dan isi materi, pelecehan seksual dan pengurangan bias gender.

MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI

Murid yang Tidak Bersemangat, murid jenis ini mencakup:


  • Murid Berprestasi Rendah dengan Ekspektasi Kesuksesan yang Rendah, murid jenis ini perlu terus menerus diyakinkan bahwa mereka bisa mencapai tujuan dan menghadapi tantangan yang telah ditentukan dan membantu mereka untuk sukses.
  • Murid dengan Sindrom Kegagalan, Sindrom Kegagalan adalah murid memiliki ekspetasi rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah sangat menghadapi kesulitan awal.Murid dengan sindrom ini tidak mau berusaha keras, sering menjalankan tugas setengah hati dan cepat menyerah saat pertama kali menghadapi kesulitan
  • Murid yang Termotivasi untuk Melindungi Harga Dirinya dengan Menghindari Kegagalan,  aba beberapa strategi untuk melindungi harga diri dan menghindari kegagalan yaitu:Nonperformance (tidak mau mencoba),berpura-pura (murid berpartisipasi tetapi dia melakukannya demi menghindari hukuman, bukan untuk sukses), menunda-nunda (manajemen waktu yang buruk), menentukan tujuan yang tak terjangkau.
Murid yang idak Tertarik atau Teralienasi
Brophy (1998) percaya bahwa masalah motivasi paling sulit adalah murid yang apatis, tidak tertarik belajar, atau teralienasi atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah.Untuk mendekati murid yang apatis ini dibutuhkan usaha terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka terhadap prestasi sekolah


BELAJAR


DEFENISI PEMBELAJARAN
Pembelajaran (learning) ialah pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan bepikir, yang diperoleh melalui pengalaman.Saat anak sedang menggunakan computer dengan cara baru, bekerja lebih keras memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan secara lebih baik kegiatan anak tersebut merupakan proses belajar.

PENDEKATAN UNTUK PEMBELAJARAN
Pendekatan Behavioral
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengamalan yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.Contohnya seperti anak membuat gambar, anak mendengar guru yang sedang menjelaskan, dll. Pendekatan behavioral untuk pembelajaran terbagi atas dua yaitu:
1.    Pengkondisian Klasik
Pada awal 1900-an, psikolog Rusia Ivan Pavlov melakukan eksperimen tentang cara tubuh anjing mencerna makanan yang disebut pengkondisian klasik. Pengkondisian Klasik adalah sebentuk pelajaran asosiatif(dua kejadian yang saling terkait) di mana stimulus netral menjadi diasosiakan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang sama.Untuk memahami teori pengkondisian klasik Ivan Pavlov ada  dua tipe simuli dan dua tipe respons yaitu :
1. Unconditioned Stimulus (US), sebuah stimulus yang yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa adanya pembelajaran terlebih dahulu
2. Conditioned Stimulus (CS), stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response yang telah diasosiasikan dengan US.
3.  Unconditioned Response (UR), respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US.
4. Conditioned Response (CR), respons yang dipelajari , yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
  
                                     Gambar Pengkondisian Klasik Pavlov

Pengkondisian klasik juga melibatkan:
Ø Generalisasi, tendensi/kecendrungan dari stimulus baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respon yang sama
Ø Diskriminasi, pengkondisian klasik yang terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli lainnya
Ø Pelenyapan (extinction), pelemahan conditioned responses (CR) karena tidak adanya unconditioned responses (UR)
Ø Desensitisasi sistematis (systematic desensitization), sebuah metode yang didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara membuat individu mangasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan

2.Pengkondisian Operan
Pengkondisian Operan/pengkondisian instumental adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menhasilkan perubahan dalam probabilitas suatu perilaku akan diulang.
Pengkondisian operan juga melibatkan:
·      Hukum Efek Thorndike, perilaku yang diikuti  dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah.Pandangan thorndike disebut teori S-R karena perilaku organisme dilakukan akibat dari hubungan antara stimulus dan respons.
·      Pengkondisian Operan Skinner, inti dari behaviorime Skinner ialah sesuatu perilaku yang akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi.

Penguatan dan Hukuman
1.   Penguatan/imbalan (reinforcement), konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bawah suatu terjadi akan terjadi.Penguatan ada dua jenis yaitu:
· Penguatan positif, penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).Contohnya, pujian seorang guru akan meningkatkan kemampuan menulis siswanya.
· Penguatan negatif, penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).Contohnya, seorang dosen marah karena mahasiswanya tidak membaca sebelum kuliah dimulai.Di minggu berikutnya, mahasiswa lelah mendengarkan omelan dosen yang akhirnya menyebabkan mereka membaca sebelum masuk kuliah.
2.   Hukuman (punishment), yaitu konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya sesuatu perilaku
Pengkondisian operan juga melibatkan:
ü Generalisasi, yaitu memberi respons yang sama untuk stimulus yang sama
ü Diskriminasi, yaitu membedakan di antara stimulus atau kejadian lingkungan
ü Pelenyapan (extinction), yaitu terjadi saat respons penguat sebelumnya tidak lagi
diperkuat dan responsnya menurun

ANALISIS PERILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN
Defenisi Analisis Perilaku Terapan
Analisis Perilaku Terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia.Ada tiga penggunaan analisis perilaku dalam pendidikan yaitu:
1.    Meningkatkan Perilaku yang Diharapkan
Ø Memilih Penguatan yang Efektif.Prinsip Premack menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah
Ø Menjadikan Penguat Kontingen dan Tepat Waktu, mengerjakan segala sesuatu segera mungkin
Ø Memilih Jadwal Penguatan Terbaik,       
 Ada dua jenis jadwal penguatan, yaitu:
 -Continuous Reinforcement (penguatan terus-menerus), dalam penguatan terus-menerus, penguatan diberikan pada saat setiap kali organisme menghasilkan suatu respons.
          -Partial Reinforcement (penguatan parsial)
Dalam penguatan parsial, menetukan kapan suatu respons akan diperkuat
Ada empat jadwal penguatan parsial yaitu:
1.      Jadwal rasio-tetap, suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respons.
2.      Jadwal rasio-variabel, suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respons, akan tetapi tidak berdasarkan pada basis yang diprediksi.
3.      Jadwal interval-tetap, suatu perilaku ditentukan berdasarkan jumlah waktu yang berlalu sejak perilaku terakhir diperkuat
4.      Jadwal interval-variabel, suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu.
Ø Menggunakan Perjanjian
Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan
Ø Menggunakan Penguatan Negatif Secara Efektif

2.   Menggunakan Prompt dan Shaping
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang   diberikan sebelum    respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran .

3.   Mengurangi Perilaku yang Tidak Diharapkan, menggunakan empat langkah yaitu:
1.    Menggunakan penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang lebih tepat atau yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak
2.      Menghentikan penguatan (pelenyapan), strategi yang dilakukan untuk menarik penguatan positif terhadap perilaku tidak tepat atau tidak pantas.
3.      Menghilangkan stimuli yang diinginkan, dua strategi dalam opsi ini ialah:
Time-out, menjauhkan individu dari penguatan positif
Response cost, menjauhkan penguatan positif dari individu
4.      Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman), guru memberikan teguran verbal.

PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN
Teori Kognitif Sosial Bandura
     Teori Kognitif Sosial ialah Teori Bndura yang menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, perilaku dan memainkan peran penting dalam pembelajaran.Albert Bandura ialah arsitek utama teori kognitif social.Bandura mengembangkan model determinisme resiprokal yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif, dan lingkungan.Faktor person yang ditekankan Bandura adalah self-efficacy, yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.

Pembelajaran Observasional
Pembelajaran Observasional/imitasi atau modelling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.

Model Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura,
Bandura (1986) memfokuskan pada proses spesifik yang terlihat dalam pembelajaran observasional.Proses itu adalah: atensi (perhatian), retensi, produk dan motivasi.

Pendekatan Perilaku Kognitif, Metode Instruksi Diri dan Pembelajaran Regulasi Diri
Pendekatan Perilaku Kognitif, mengubah perilaku dengan menyuurh orang untuk memonitor, mengelola dan mengatur perilaku mereka sendiri, bukan dipengaruhi melalui faktor eksternal.
Metode instruksi-diri (self-instrunctional method) adalah teknik perilaku kognitif yang ditunjukkan untuk mengajari individu untuk mengubah perilaku mereka sendiri.

Pembelajaran Regulasi Diri adalah memunculkan dan memonitor pikiran, perasaan dan perilaku diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan.Tujuan yang dimaksud ialah tujuan akademik (meningkatkan pemahaman dalam membaca,menjadi penulis yang baik, belajar perkalian, dll) dan tujuan sosioemosional (mengontrol kemarahan, belajar akrab dengan teman sebaya).







 

ANNISA'S DAILY NOTE Template by Ipietoon Cute Blog Design