Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan anak berkebutuhan khusus/ luar biasa adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental atau kelainan perilaku agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota dalam masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Anak yang berkebutuhan khusus memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya dalam hal fisik, psikologis, kognitif atau terhambatnya potensi sosial. Ketidakmampuan atau gangguan yang dialami anak berkebutuhan khusus, meliputi.

a. Gangguan indra
, seperti kerusakan penglihatan atau pendengaran sehingga mereka membutuhkan alat khusus untuk membantu aktivitas mereka. 

b. Gangguan bicara dan bahasa, seperti gangguan dalam artikulasi, gangguan kefasihan, gangguan suara. Gangguan bahasa meliputi tiga hal. 

  • Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
  • Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan. 
  • Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Kesulitan tersebut berkaitan dengan gangguan bahasa reseptif maupun ekspresif.
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa, sehingga anak yang menderita gangguan bahasa sulit
menerima informasi.
Bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. terdapat ciri-ciri anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif oral, antara lain. 

  • Mereka mungkin tampak malu dan menarik diri, dan punya problem dalam berinteraksi secara sosial.
  • Mereka mungkin menunda memberi jawaban. 
  • Mereka mungkin kesulitan menemukan kata yang tepat . 
  • Pemikiran mereka mungkin ruwet dan tidak tertata, sehingga memusingkan pendengarnya. 
  • Mereka mungkin menghilangkan bagian internal dari suatu kalimat atau informasi yang dibutuhkan untuk pemahaman.
Retardasi mental 
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Tipe retardasi mental dibagi menjadi tiga, yaitu retardasi ringan, retardasi moderat, dan retardasi berat. Penyebab retardasi mental sendiri disebabkan oleh faktor genetik (down syndrome, fragile X syndrome) dan kerusakan otak (pengaruh dari lingkungan luar, penyakit bawaan dari ibu seperti AIDS, ataupun ibu yang kecanduan alkohol mengakibatkan anak mengalami Fetal alcohol syndrome). 

Gangguan Fisik, seperti gangguan ortopedik (gangguan dalam keterbatasan pergerakan atau kurang mamapu mengontrol gerakan karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi), gangguan kejang-kejang yaitu epilepsi (gangguan syaraf yang ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang). 

Gangguan Perilaku dan Emosional, gangguan ini terjadi terus-menerus seperti agresi, depresi, ketakutan dengan masalah pribadi dan sosial, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional. 

Pelaksanaan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia 

Pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah bagian terpadu dari sisitem pendidikan nasional yang secara khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental dan atau kelainan perilaku. Pendidikan anak berkebutuhan khusus diselenggarakan pada sekolah khusus di TK (TKLB), SDLB, SMPLB dan SMALB 

Beberapa jenis-jenis Sekolah Luar Biasa berdasarkan kategori anak yang berkebutuhan khusus. 

  • SLB bagian A adalah anak dengan gangguan tuna netra
  • SLB bagian B adalah anak dengan gangguan tuna rungu (ketidakfungsian pada sistem pendengaran) 
  • SLB bagian C dan C1 adalah anak dengan gangguan tuna grahita/ anak terbelakang 
  • SLB bagian C untuk anak tuna grahita yang mampu didik (IQ = 50-75) 
  • SLB bagian C1 untuk anak tuna grahita yang mampu latih (IQ = 25-50) 
  • SLB bagian D dan D1adalah anak dengan gangguan tunda daksa (anak yang mengalami kelainan fisik, seperti kelainan anggota tubuh yang sulit bergerak atau kelumpuhan). 
  • SLB bagian D untuk anak tuna daksa dengan kecerdasan normal 
  • SLB bagian D1 untuk anak tuna daksa yang memiliki kecerdasan dibawah normal /Mental Retardasi 
  • SLB bagian E adalah anak dengan gangguan tuna laras 
  • SLB bagian G adalah anak dengan gangguan tuna ganda
Sebuah sekolah luar biasa (SLB) dapat didirikan jika memenuhi syarat. Terdapat persyaratan menyelenggarakan pendidikan anak berkebutuhan khusus di Indonesia, antara lain:
  • Minimal terdapat 5 peserta didik
  • Tenaga kependidikan terdiri dari sekurang-kurangnya seorang guru kelas dan seorang tenaga ahli 
  • Menggunakan kurikulum yang telah ditetapkan 
  • Memiliki sumber dana yang menjamin 
  • Memiliki program dan peralatan rehabilitasi 
  • Adanya tersedia buku pelajaran dan peralatan pendidikan khusus Adanya buku pedoman guru dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus

Selain syarat didirikannya sebuah sekolah luar biasa, terdapat syarat yang menjadi persyaratan utama seorang anak jika memasuki SLB berdasarkan kategori kebutuhan khusus yang diperlukan anak, yaitu. 

  • SLB A : anak tuna netra dengan umur 3-7 tahun asal dan umur tidak melebihi 14 tahun
  • SLB B : anak tuna rungu dengan umur 5 – 11 tahun 
  • SLB C : anak tuna grahita yang mampu didik (IQ 50-75) dengan menunjukkan surat keterangan dari sekolah terakhir pada umur 5,5 sampai dengan 11 tahun 
  • SLB D : anak tuna daksa dengan kecerdasan normal. Anak akan diperiksa oleh dr umum, dr orthopedi, dr ahli syaraf dan psikolog jika memasumi sekolah luar biasa memiliki umur 3-9 tahun 
  • SLB E : anak gangguan tuna laras. Anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri atau pernah melakukan tindak kejahatan . Anak tuna laras atau tuna sosial berusia 6-18 tahun.

Manajemen Kelas

Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.

Ø  Tujuan pembelajaran efektif:
·         Kognitif            : Yang tidak bisa menjadi bisa, perubahan pengetahuan
·         Afektif             : Menyukai sistem pembelajaran
·         Psikomotorik   : Perubahan perilaku

Ø  Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kelas:
·         Membuat kelas sebagai tempat untuk belajar.
·         Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar mengajar.
·         Menciptakan proses belajar yang efektif di dalam kelas.
·         Mengupayakan sarana-sarana yang membantu prosesbelajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
·         Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar.

Ø  Tujuan Manajemen Kelas:
·         Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa untuk belajar yang efektif.
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya intera belajar mengajar yang efektif.
·         Membina dan membimbng sesuai latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individu.

Ø  Tren dalam Manajemen Kelas Lama:
·         Mengorientasikan siswa pada sikap pasif dan patuh pada aturan-aturan yang ketat. Hal ini melemahkan siswa dalam pembelajaran aktif.
·         Guru sebagai model pengatur.
·         Lebih menekankan pada penciptaan & pengaplikasian.
·         Model permisif.

Ø  Tren dalam manajemen kelas Baru:
·         Fokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri.
·         Menekankan pada bimbingan siswa murid lebih disiplin.

Ø  Kunci dalam Manajemen Kelas di awal masa sekolah:
·         Menyampaikan aturan atau prosedur yang guru gunakan kepada kelas dan mengajak siswa bekerja sama untuk mematuhi aturan atau prosedur tersebut.
·         Mengajak siswa terlibat aktif di dalam semua kegiatan pembelajaran yang ada.

Ø  Dampak Manajemen Kelas bagi guru:
·         Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara penyajian dan langkah langkah pengajaran secara tepat dan baik.
·         Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan.
·         Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensidi dalam memberikan pengarahanyang jelas kepada siswa.

Ø  Dampak Manajemen Kelas bagi siswa:
·         Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai dengan tata tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai peringatan bukan kemarahan.
·         Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku sesuai dengan aktivitas kelas.
·         Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku serta sadar dan mampu mengendalikannya.

Ø  Strategi dalam Manajemen Kelas:
·         Mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelaaran yang optimal.
·         Menciptakan lingkungan yang positif dalam proses belajar-mengajar.
·         Mengajak murid untuk bekerja sama.
·         Mengatasi problem secara efektif.
·         Membangun dan menegakkan aturan.
·         Menggunakan strategi komunikasi.

Ø  Pendekatan Operasional Manajemen Kelas
·         Pendekatan Intimidasi : Upaya guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi.
·         Pendekatan Permisif : Manajamen kelas untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
·         Pendekatan Buku Masak : Seperangkat kegiatan guru dengan mengikuti petunjuk atau cara yang telah dicontohkan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif.
·         Pendekatan Instruksional : Kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
·         Pengubahan Tingkah Laku : Pendekatan yang dilakukan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
·         Pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-emosional : Setiap kegiatan yang dilakukan guru bertujuan untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.

·         Pendekatan Sistem Sosial : Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif.

Psikologi Pendidikan & Sekolah

Psikologi Pendidikan & Sekolah

1. Psikologi Pendidikan
    Psikologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari penerpan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.Tujuan dari psikologi pendidikan yang utama ialah untuk membantu para peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Tugas-tugas Psikologi pendidikan bagi pendidikan ialah:
1. Perkembangan Kurikulum
    Kurikulum ialah seperangkat program yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun     di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek:
  • Karakteristik psikologis peserta didik
  • Kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
  • Hasil belajar (learning outcome--> kemampuan komunikasi yang baik mampu menganalisis masalah)
  • Standarisasi kemampuan siswa'
2. Pengembangan Program Pendidikan meliputi aspek:
  • Terapan dari tugas ini misalnya penyusunan jadwal pengajarannya, jadwal ujian dengan mempertimbangkan aspek didik
  • Penentuan jurusan atau program
3. Pengembangan Sistem Pembelajaran meliputi aspek:
  • Pemilihan teori belajar yan akan diaplikasikan
  • Pemilihan model-model pembelajaran
  • Pemilihan media atau alat bantu pembelajaran
  • Pemilihan alokasi waktu belajar dan pembelajaran
4. Sistem Evaluasi meliputi aspek:
  • Penentuan teknik evaluasi (teknik test atau non test)
  • Penentuan jenis tes berbentuk lisan, tulis dan perbuatan serta objektif dan subjektif)
  • Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi
2. Psikologi Sekolah
       Psikologi Sekolah ialah penerapan ilmu psikologi berupa pemberian pelayanan psikologi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.Psikologi sekolah membantu membentuk individu yang sehat mental guna tercapainya proses belajar efektif seperti:
  • Motivasi untuk mendorong prestasi siswa
  • Ketahanan untuk menghadapi tekanan
  • Social skill, kemampuan untuk bekerja sama'
  • Tingkat stress anak
3 Fungsi Psikologi Sekolah yaitu:
  • Tingkat psikodiagnostik
           

 

ANNISA'S DAILY NOTE Template by Ipietoon Cute Blog Design